Saya menulis kembali di kanal “Green” :)
Sebenarnya
ini bukan topik yang sangat saya kuasai, dan saya hanya ingin
menyampaikan informasi, bukan bermaksud untuk ‘mengajak’, karena
persoalan yang akan saya bahas ini harus dilihat secara realistis dan
tidak sekedar teoritis.
Topik saya kali ini: palm oil (PO).
PO
tidak hanya sekedar minyak kelapa sawit dan tidak hanya sekedar minyak
yang digunakan untuk memasak. Dari pohon sawit sendiri dihasilkan 3
macam minyak: PO, palm kernel oil (PKO), dan coconut oil
(CO). Ketiganya berasal dari bagian pohon yang berbeda dan kandungannya
juga sedikit berbeda. Yang kita gunakan untuk memasak dan kita sebut
sebagai minyak goreng (minyak kelapa sawit) itu adalah CO.
Indonesia
dan Malaysia saat ini adalah produsen dan eksportir PO terbesar di
dunia, dan seperti yang sering kita baca di koran atau lihat di
televisi; tidak semua perusahaan PO melakukan produksi yang
‘bertanggungjawab’ secara ekologis. Pembakaran hutan, pembatatan lahan
hijau, hingga pembunuhan orangutan adalah efek buruk dari produksi PO
yang tidak berorientasi lingkungan. Karena apa? Karena permintaan suplai
yang besar dari seluruh dunia.
Mengapa permintaan akan PO sangat besar?
Minyak
dari pohon sawit (PO, PKO, dan CO) tidak hanya digunakan untuk memasak.
Ada banyak produk yang tanpa kita tahu juga menggunakan minyak dari
pohon sawit, terutama PO. PO harganya murah, stabil dalam suhu tinggi
(terhadap oksidasi), dan karena termasuk vegetable oil,
memiliki tingkat kandungan kolesterol jahat yang rendah. Dibandingkan
dengan minya dari tumbuhan lainnya, yield (jumlah minyak yang
dihasilkan) oleh sawit memang jauh lebih besar. Satu hektare lahan
kelapa sawit dapat menghasilkan 6.000 liter PO, bandingkan dengan pohon
jarak yang hanya bisa menghasilkan 2.000 liter minyak/hektare. Minyak
kedelai bahkan hanya berada di kisaran 1.000 liter/ha. Biaya produksinya
juga disebut-sebut sebagai yang termurah, dengan minyak kedelai berada
di posisi kedua, sekitar 20% lebih tinggi daripada biaya produksi PO.
Karena bentuknya yang semi-solid pada suhu ruangan, proses transportasi
menjadi lebih mudah dan murah sehingga banyak industri yang
menggunakannya. Produk makanan seperti cokelat, biskuit hingga produk
kosmetik (yap, kosmetik) seperti sabun, lipstik dan pelembab muka juga
mengandung PO. Iya, lipstik Anda bisa jadi mengandung PO. Akhir-akhir
ini PO, PKO, dan CO juga mulai dilirik untuk dijadikan bahan baku
biodiesel.
Karena fungsinya yang beragam, biaya produksi yang rendah, yield yang
tinggi, dan kemudahan transport inilah tingkat permintaan PO sangat
tinggi dan banyak produsen PO yang habis-habisan menggunakan berbagai
cara untuk meningkatkan produksi (aka, membuka lahan baru).
Dan juga jangan tertipu, meski banyak produk yang sepertinya tidak mengandung PO (tidak mencantumkan palm oil di daftar komposisi), ada berbagai nama yang digunakan untuk menyamarkan PO: vegetable oil, vegetable fat, sodium laureth sulfate, sodium lauryl sulfate, sodium dodecyl sulphate (SDS or NaDS), palm kernel, palm oil kernel, palm fruit oil, palmate, palmitate, palmolein, glyceryl stearate, stearic acid.
Itu baru setengahnya. Masih ada banyak ‘nama samaran’ yang dicantumkan
produsen pada daftar komposisi untuk mengurangi rasa bersalah konsumen
ketika membeli sesuatu yang mengandung PO.
Salah
satu cara untuk mengurangi perluasan lahan untuk perkebunan sawit yang
tidak bertanggungjawab secara ekologis adalah dengan mengurangi
permintaan. Mengurangi permintaan berarti kita sendiri secara sadar
mengurangi penggunaan produk yang mengandung PO. Kita harus realistis
memang, bahwa banyak produk yang mengandung PO dan seringkali kita tidak
sadar bahwa produk tersebut mengandung PO.
Informasi
ini sebagai referensi untuk Anda. Mengajak Anda untuk sepenuhnya
menghindari produk yang mengandung PO bukanlah hal yang ingin saya
tekankan, mengingat saya sendiri masih banyak menggunakan produk yang
mengandung PO. Setidaknya sekarang kita sama-sama sedikit lebih tahu
mengenai PO, mengapa PO begitu diminati, dan istilah apa yang bisa kita
kenali ketika ingin membeli lipstik tanpa PO, misalnya.
Salam cinta lingkungan,
-Citra
P.S. Foto koleksi pribadi.
di kutip dari kompas.com
0 komentar:
Post a Comment